
BRMP Jambi Dorong Penyuluh Kuasai Polygon: Kunci Akurasi Data dan Percepatan Swasembada Pangan
KOTA JAMBI – Dalam upaya mendukung percepatan Swasembada Pangan Nasional, BRMP Jambi menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Petani di Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi. Kamis (19/6/2025). Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Swasembada Pangan Provinsi Jambi yang sebelumnya telah menekankan pentingnya peningkatan kompetensi SDM pertanian, khususnya para penyuluh.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi Evridal Asri, S. Pi, ME dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif BRMP Jambi. Ia menekankan pentingnya akurasi data pertanian berbasis spasial untuk mendukung kebijakan pangan daerah. Berdasarkan peta tata ruang, Kota Jambi memiliki luas baku sawah 459 hektar, namun masih terdapat potensi lahan sekitar 520 hektar yang bisa dioptimalkan. Sayangnya, tantangan lingkungan seperti banjir saat musim hujan dan kekeringan di musim kemarau masih menjadi persoalan serius.
“Dengan teknologi polygon, kita bisa mengetahui secara pasti berapa luas tanam yang sebenarnya. Ini penting untuk perhitungan saprodi, produktivitas, hingga pendapatan petani. Karena itu, bimtek ini sangat penting,” ungkapnya.
Kepala BRMP Jambi, Firdaus, SP., M.Si, dalam sambutannya sekaligus membuka acara menyampaikan bahwa bimtek ini menghadirkan narasumber dari BRMP Jambi untuk melatih para penyuluh menggunakan teknologi polygon pemetaan lahan, yang terbukti efektif dalam meningkatkan keakuratan data Luas Tambah Tanam (LTT).
Firdaus juga menyinggung persoalan krusial nasional soal inkonsistensi data luas tanam dan luas panen. “Banyak kehilangan data hingga 400–500 ribu hektar secara nasional. Kita butuh pendekatan ilmiah dan digital agar data kita bisa dipercaya, bukan hanya oleh petani tapi juga oleh BPS dan kementerian,” tegasnya.
Turut hadir, Dr. Liferdi Lukman selaku Pj Swasembada Pangan Provinsi Jambi, yang menegaskan pentingnya langkah taktis bagi Kota Jambi yang memiliki keterbatasan lahan. “Kontrak farming bisa menjadi solusi, sebagaimana diterapkan DKI Jakarta. Kota Jambi bisa bermitra dengan daerah surplus seperti Kerinci dan Sungai Penuh,” ujarnya.
Ia juga mendorong penyuluh Kota Jambi menjadi role model nasional. “Dengan penguasaan teknologi polygon dan pendekatan modern, penyuluh kota bisa jadi konsultan dan mentor bagi daerah lain. Ini bukan hanya pelatihan, ini pembentukan duta inovasi pangan,” tambahnya.
Acara ini juga diisi dengan sesi materi oleh Purwadi, Koordinator POPT Dinas TPHP Provinsi Jambi, yang mengangkat isu pengendalian hama dan penyakit utama tanaman padi. Sementara Husnul Ardi, SP dari BRMP Jambi menyampaikan teknik praktis pemetaan lahan pertanaman berbasis polygon.
Kegiatan ditutup oleh Jainal Hutagaol, SP selaku Pj Swasembada Pangan Kota Jambi. Ia menekankan bahwa pelatihan ini bukan sekadar peningkatan kapasitas, tapi merupakan bagian dari transformasi pertanian Kota Jambi menuju era inovasi dan modernisasi. "Penyuluh ke depan harus menguasai teknologi, menjadi navigator kemajuan pertanian, bukan sekadar pendamping lapangan."